Untuk memastikan program tersebut berjalan lancar, menurut Sri, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan Singapura untuk memantau kebijakan pemerintah setempat dan perbankan terkait dengan pelaksanaan program tersebut.
"Pemerintah Singapura menyampaikan bahwa mereka mendukung pelaksanaan amnesti pajak. Kami akan terus memantau," kata Sri pada Senin (22/08/2016).
Dalam kesempatan ini, Sri juga menegaskan pihaknya akan melakukan segala macam kesiapan guna mengoptimalkan kebijakan tersebut.
Setelah Singapura, Australia menjadi asal negara kedua terbesar dengan Rp 616 miliar dalam bentuk deklarasi dan Rp 15 miliar repatriasi, lalu diikuti oleh Hong Kong dengan Rp 124 miliar deklarasi dan Rp 71 miliar repatriasi.
Kemudian, Malaysia dengan deklarasi Rp 95 miliar, lalu Amerika Serikat dengan deklarasi Rp 75 miliar dan repatriasi Rp 5 miliar.
Selanjutnya Tiongkok dengan Rp 53 miliar dan harta asal Kanada sebesar Rp 25 miliar dan repatriasi Rp 1 miliar. Juga, Selandia Baru dengan Rp 17 miliar dan Inggris Raya yakni Rp 17 miliar dan Rp 140 miliar.
Hingga hari ini, pemerintah mengumpulkan sekitar Rp 947 miilar dana penalti amnesti pajak dan total harta deklarasi dan repatriasi sebesar Rp 46,9 triliun sejak beleid ini berlaku efektif pada Juli lalu.
Perolehan dana penalti tersebut, hanya sekitar 0,6 persen dari target sebesar Rp 165 triliun dana penalti. Pemerintah juga menargetkan dana repatriasi sebesar Rp 1.000 trilun hingga 31 Maret tahun depan.
Belum ada tanggapan untuk "Harta Asal Singapura Dominasi Repatriasi Pajak "
Post a Comment
Silahkan Isi Komentar, Tanggapan, Kritik atau Saran dari Anda untuk Para Pembaca Sekalian. Hindari Komentar yang Mengarah kepada Konflik SARA. Terima Kasih atas Partisipasi yang Anda Berikan kepada Kami.