MUARA BUNGO � Keinginan warga lorong Setia Budi dan lorong H. Ibrahim keluarahan Jaya Setia, kecamatan Pasar Muara Bungo untuk menikmati jalan aspal bagus dipastikan tidak kesampaian. Warga hanya bisa gigit jari setelah proyek pengaspalan jalan lingkungan ditempat mereka yang dikerjakan dua minggu lalu kualitasnya tidak bagus.
Meskipun begitu, hingga berita ini diturunkan, tidak ada warga setempat yang berani berkomentar dengan menunjukkan identitas aslinya di media massa, meski sebenarnya banyak dari mereka yang berkeluh kesah dengan beberapa wartawan perihal buruknya kwalitas pengaspalan jalan yang dilakukan oleh CV Bungo Jaya.
Dari berbagai narasumber yang dimintai keterangan mulai dari ketua RW hingga pengurus RT setempat, tidak ada yang bersedia berkomentar dengan menyebutkan identitas dan namanya di Koran ini. Kondisi ini mengindikasikan warga takut dengan pemborong jalan tersebut, karena menurut informasi di lapangan, kontraktornya merupakan keluarga yang disegani di kabupaten Bungo.
Hal ini terbukti ketika wartawan menjumpai warga setempat untuk dimintai keterangan terkait keluhan mereka terhadap jalan lingkungan yang diperkiran sepanjang 400 meter itu.
Salah seorang warga yang enggan namanya dipublikasikan menyebutkan, pengerjaan jalan itu dilakukan pada dua minggu yang lalu dan terkesan dilakukan asal jadi. Ini terbukti dari hasilnya sekarang yang bukannya jalan semakin baik, melainkan jalan semakin bergelombang.
�Pada saat pengerjaan, aspal langsung dituangkan pada aspal jalan yang lama tanpa ada pemerataan terlebih dahulu. Padahal banyak lobang dan aspal yang posisinya sudah menonjol ke atas, sehingga hasilnya bergelombang seperti ini. Bukan makin baik, tetapi malah semakin tidak bagus jalan ini,� ujar warga yang minta namanya tidak dituliskan.
Disamping itu katanya, alat pemerata atau penggiling aspal tersebut hanya berukuran kecil, sehingga tidak mungkin bisa meratakan aspal lama yang telah banyak menonjol dan berlobang.
�Mungkin kalau dengan alat penggiling yang besar, jalan ini bisa bagus. Tapi kenyataannya sekarang karena pengerjaan hanya dilakukan dengan alat yang lebih kecil, jalan menjadi tidak rata,� akunya lagi.
Disinggung kenapa warga tidak berani buka suara mengenai pekerjaan jalan lingkungan tersebut? narasumber mengatakan kemungkinan warga setempat takut buka suara, karena kebanyakan warga di Setia Budi merupakan bukan penduduk asli disana, sementara kontraktor jalan atau pemborong merupakan keluarga terpandang dikabupaten bungo ini.
Pantau harian ini di lokasi, seperti biasanya aspal yang baru, jika dilihat dari kejauhan kondisi jalan itu layaknya sangat bagus. Tapi setelah melihat dari dekat dan langsung dilalui, terlihat jelas dan sangat terasa kondisi aspal itu bergelombang.
Akibatnya, meski aspalnya sangat baru, warga yang melintasi badan jalan itu tidak bisa mengendarai kenderaan dengan kecepatan sedang karena kondisi jalan yang bergelombang membuat kendaraan bergetar hebat.
Belum ada tanggapan untuk "Setelah Diaspal, Jalan Makin Rusak"
Post a Comment
Silahkan Isi Komentar, Tanggapan, Kritik atau Saran dari Anda untuk Para Pembaca Sekalian. Hindari Komentar yang Mengarah kepada Konflik SARA. Terima Kasih atas Partisipasi yang Anda Berikan kepada Kami.