Tapal Batas Masih Abu-abu

MUARA TEBO- Tidak hanya soal tapal batas Tebo dengan Batanghari yang menjadi momok menakutkan masyarakat, kondisi seperti ini mulai dirasakan masyarakat yang berbatasan dengan Kabupaten Bungo.

Hal itu telah berulang kali menimbulkan gesekan ditatanan sosial masyarakat sehingga segenap Kepala Desa harus ekstra kerja keras.

“Ini harus cepat ditemukan solusinya, jika ini dibiarkan terus maka dikhawatirkan akan menjadi pemicu konflik. Kemarin kita sudah mulai lihat mengenai persoalan tapal batas Bungo dan Tebo mulai kasak-kusuk,” ujar Iwan, warga Tebo Tengah, kemarin.

Persoalan perbatasan antara Bungo dan Tebo beberapa waktu lalu  terjadi, dimana warga Kecamatan Bathin II Babeko dan Bathin III mengancam akan melakukan pemblokiran dan menutup akses jalan. Ini dilakukan jika pemerintah tidak menyikapi secara tegas dan menuntaskan tapal batas. Warga berharap tapal batas yang saat ini masing dalam konflik, dikembalikan lagi ke tapal batas lama. Batas lama yang dimaksud, batas yang mengacu pada surat penyerahaan dari Marga Bathin III Ilir dan Marga Bathin II Babeko untuk proyek transmigrasi tahun 1975 lalu.
 
Hal senada juga dikatakan warga Tebo Ilir. “Sampai saat ini soal tapal batas benar-benar belum ada kejelasan. Bisa dikatakan kondisinya masih abu-abu. Ini harusnya segera diselesaikan diatas hitam putih. Sehingga masyrakat kita bisa tenang,” ujar Kepala Desa Teluk Rendah Pasar, Tauyani, kemarin.
 
Lebih jauh dikatakannya, persoalan tapal batas yang terjadi diperbatasan Tebo dengan Batanghari tersebut telah membuat gesekan yang sangat rentan antara antara PT Citra Mulia Manunggal (CMM) dengan masyarakat kelompok tani sepakat Teluk Rendah Pasar. Dimana sejauh ini masyarakat dan perusahaan minta pemerintah daerah (Pemda) perjelas hitam putih tapal batas dan Batanghari.
 
Sementara itu elemen mahasiswa Kabupaten Tebo, berharap kepada Pemda segara menyampaikan segala persoalan tapal batas yang terjadi di Tebo ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi. Karena menurut mereka hal tersebut merupakan permasalahan yang tengah terjadi di tatanan kabupaten, maka pihak provinsi harus mampu menjadi penengah dan pemberi solusi.
 
“Melihat kondisi ini mulai sering dipersoalkan, dan dikhawatirkan dapat berdampak buruk terhadap keharmonisan masyarakat, kami berharap pemerintah provinsi dapat mengambil perannya. Harapan kita 2013 nanti semua persoalan tapal batas dapat segera terselesaikan dengan baik,” tutur Muchlisin, Sekretaris Jendral BEM STIT Tebo.

--------
Penulis: ade - [bungo tebo ekspres]

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tapal Batas Masih Abu-abu"

Post a Comment

Silahkan Isi Komentar, Tanggapan, Kritik atau Saran dari Anda untuk Para Pembaca Sekalian. Hindari Komentar yang Mengarah kepada Konflik SARA. Terima Kasih atas Partisipasi yang Anda Berikan kepada Kami.