PUNYA anak atau keluarga dari kalangan tentara, menjadi kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat di Kabupaten Kerinci, terutama bagi warga yang tinggal di Kecamatan Depati VII (Tujuh).
Tidak mengherankan, jika kemudian warga di Depati VII warga berlomba-lomba mendidik anak mereka, agar suatu saat bisa menjadi anggota TNI. Dapat dikatakan hampir setiap rumah terdapat anggota keluarganya yang menjadi tentara.
Tokoh masyarakat Depati VII, Nasrul, mengatakan latar belakang banyaknya minat warga menjadi tentara, karena sejak duhulu masyarakat di depati VII sudah memiliki darah pejuang, yang terus turun hingga ke generasi muda saat ini.
Seperti Kapten Muradi katanya, yang terkenal dengan keberanian dan kehebatan, serta kecerdikannya saat memerangi penjajah belanda.
"Warga masuk TNI bukan mengejar pangkat, namun bagaimana mereka bisa mengabdi kepada negara," kata pria berpangkat Kapten ini.
Nasrul yang saat ini memegang jabatan Pasi Intel Kodim 0417 Kerinci ini, mengatakan saat ini setidaknya dua batalyon tentara berasal dari depati VII, dimana tentara terbanyak berasal dari Desa Kubang dan Koto Payang.
"Sejah tahun 70 lalu, warga sudah berlomba-lomba menjadi tentara, karena termotivasi rasa cinta terhadap negara. Setelah tamat SD atau SMP, warga langsung melamar menjadi tentara," jelasnya.
Tidak hanya di depati VII saja tambahnya, namun warga Kerinci secara keseluruhan, juga banyak yang memiliki darah pejuang dan akhirnya menjadi tentara.
"Kerinci merupakan daerah terbanyak yang warganya menjadi tentara di Provinsi Jambi, bahkan di Indonesia," tegas Nasrul.
Di Bangko saja tambahnya, hampir setengah kekuatan merupakan tentara yang berasal dari Kerinci.
"Hampir di semua Batalyon ada warga kerinci. Tidak hanya di angkatan darat saja, namun juga di angkatan udara, dan angkatan laut," bebernya.
Hal yang sama juga disampaikan tokoh masyarakat Depati VII lainnya, Edi Ruslan. Dia mengatakan di desa kelahirannya, Kubang, setidaknya ada 200 sampai 300 warga yang menjadi tentara. "Ini menjadi kebanggaan keluarga," sebutnya.
Edi Ruslan yang saat ini menjabat sebagai Kabag Humas, mengaku awalnya juga berniat ingin menjadi tentara. Namun nasib berkata lain, akhirnya dia menjadi PNS. "Beberapa adik saya juga berhasil jadi tentara," ungkapnya.
Saat libur Idul Fitri atau hari-hari besar lainnya tambah Edi, Depati VII semakin ramai saat tentara yang bertugas diluar daerah, pulang kampung untuk lebaran bersama keluarga. "Tidak hanya TNI, banyak juga yang menjadi polisi," pungkasnya.
Belum ada tanggapan untuk "Warga Depati VII Berlomba-lomba Didik Anak jadi Tentara"
Post a Comment
Silahkan Isi Komentar, Tanggapan, Kritik atau Saran dari Anda untuk Para Pembaca Sekalian. Hindari Komentar yang Mengarah kepada Konflik SARA. Terima Kasih atas Partisipasi yang Anda Berikan kepada Kami.