Resmi sudah memori buruk bersama Manchester City dan Premier League dalam benak Mario Balotelli menguap, terutama ketika peluit panjang ditiupkan arbitro Davide Massa. Tepatnya, ketika dua gol diberondongkan SuperMario dan mengantarkan kemenangan 2-1 AC Milan atas Udinese, Minggu (3/2/2013).
Seperti biasa, Balotelli tak meluapkan selebrasi golnya dalam euforia. Cukup membentangkan dan rasa cinta para Milanisti di San Siro dan seantero dunia merangsek makin dalam. Itu yang dibutuhkan pria berusia 22 tahun dan diakui didapatnya ketika berlaga untuk kubu Manchester Biru.
"Aku harus berterima kasih kepada para pendukung City, mereka memperlakukanku dengan baik. Mereka selalu mendukungku pada masa-masa menyenangkan dan saat-saat yang menyedihkan. Juga terima kasih untuk para rekan seklub dan manajer," tandas Balotelli seperti dilansir Guardian, Jumat (1/2/2013).
Mungkin, perasaan Balotelli sama dengan yang dialaminya ketika melesakkan bola dua kali ke jala Manuel Neuer dan membawa Italia ke final Euro Ukraina-Polandia 2012 dengan melibas Jerman 2-1.
Ironisnya, sekembalinya ke Inggris, karier pria berdarah Ghana itu justru menukik dengan berbagai kejadian yang tak diinginkannya. Mulai dari perseteruan dengan manajemen City akibat didenda Rp 5 miliar, hingga ketegangannya dengan Manajer Roberto Mancini saat sesi latihan.
"Hal-hal yang baik adalah ketika menuju Carrington untuk berlatih. Juga, rekan-rekan seklub dan manajer. Yang buruk? Pertama, media (Inggris). Cuaca. Makanan. Peraturan lalu lintas. Itu dia," tandas Balotelli ketika ditanyai hal baik dan buruk dari Manchester.
"Sejujurnya, Premier League kompetisi luar biasa dan aku pikir yang terbaik. Penonton dan lapangannya... Liga yang luar biasa," sambungnya.
Namun, Liga Inggris juga yang mencampakkan bakatnya. Balotelli hanya dimainkan semenit sepanjang Januari. Itu adalah imbas kemarahannya ketika digantikan Carlos Tevez saat Manchester Derby pada 9 Desember 2012, padahal telah turun gelanggang 52 menit.
Selama berlaga untuk City, Balotelli bermain dalam 54 laga dan menyumbangkan 20 gol. Ia jadi bagian integral kesuksesan kubu Etihad saat menjuarai Piala FA dan Premier League musim lalu.
Hingga akhirnya, Balotelli berlabuh di San Siro. Sesuatu yang tak disangka, terlebih Presiden Milan Silvio Berlusconi sempat menyebutnya sebagai "apel busuk" yang dapat memengaruhi tim. Namun, beberapa saat kemudian, mantan Perdana Menteri Italia itu mengoreksi pernyataannya dan meminta maaf.
Bisa jadi, itulah yang membuka jalan Balotelli kembali ke Italia, terutama setelah Mino Raiola berkeras memperkenalkannya secara pribadi kepada Berlusconi demi mengubah apa yang ada di benaknya. Dan, transfer Balotelli pun jadi kenyataan jelang bursa transfer Januari berakhir.
"Sebagai klub, kami senang membawa kembali pemain Italia setelah negosiasi yang panjang, terima kasih kepada Manchester City telah membuat transfer ini terjadi. Kesepakatan ini adalah yang paling rumit sepanjang karier saya," tutur Wakil Presiden Il Diavollo Rosso Adriano Galliani, yang juga menjabat Direktur Sepak Bola tim Kota Mode Italia tersebut.
Makin indah setelah Balotelli memborong gol dalam debutnya bersama Milan.
"Aku tak tahu apakah aku akan kembali (ke Premier League) pada masa mendatang. Untuk saat ini, aku berada di sini," tandas Balotelli.
Baginya, Italia adalah rumah yang sebenarnya. Mungkin juga Balotelli akan kembali menjalin romansanya dengan Raffaella Fico (24) yang telah memberikan buah hati, seorang bayi perempuan bernama Pia.
Intinya, SuperMario hanya ingin pulang dan menunjukkan talentanya memang benar-benar super.
Sumber : Kompas
Editor : Radio Idola FM Jambi
Belum ada tanggapan untuk "Balotelli Tak Bakal Kangen Manchester"
Post a Comment
Silahkan Isi Komentar, Tanggapan, Kritik atau Saran dari Anda untuk Para Pembaca Sekalian. Hindari Komentar yang Mengarah kepada Konflik SARA. Terima Kasih atas Partisipasi yang Anda Berikan kepada Kami.